Senin, 07 Mei 2012

Manusia dan Pandangan Hidup


PANDANGAN HIDUP

Setiap manusia memiliki pandangan hidup, pandangan hidup itu bersifat kodrati karena itu ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kebenarannya dan dapat dijadikan pedoman, pegangan, arahan, atau petunjuk.

Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
  •       Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
  •        Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
  •       Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan suatu rangkaian kesatuan yang tidak terpisah.

Cita-cita adalah apa yang diinginkan yang mungkin dapat diacapai dengan usaha atau perjuangan.

Kebajikan yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram.

Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan atau kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.

Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik :
                     ·             Mengenal
Merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
                     ·             Mengerti
Mengerti memegang peranan penting, karena dengan mengerti ada kecendrungan mengikuti apa yang terdapat dalam pandangan hidup itu.
                     ·             Menghayati
Dengan menghayati pandanagn hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
                     ·             Meyakini
Menyakini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya. Dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu, maka ada kecenderungan untuk selalu berpedoman kapadanya dalam segala tingkah laku dan tindakan yang dilakukan.
                     ·             Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
                     ·             Mengamankan
Bila sudah mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau menyalahkannya tentu kita tidak akan terima dan bahkan akan melawan. Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir, langkah ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.

CITA-CITA

            Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatnya.
            Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu tergantung dari tiga faktor, yaitu : manusia yang memiliki cita-cita tersebut, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan, dan seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.

KEBAJIKKAN

            Kabajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, pembuatan yang sesuai dengan norma-norma adama dan etika.
            Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhlukbermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan  baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakim untuk siri sendiri. Sebab itu, nilai suara hati amat besar dan penting dalam hidup manusia.
Karena merupakan anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan suara masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu.
Sesuatu yang baik bagi  masyarakat, berarti baik bagi kepentingan masyarakat. Tetapi dapat saja terjadi, bahwa sesuatu yang baik bagi kepentingan umum/masyarakat tidak baik bagi salah seorang atau segelintir orang yang didalamnya atau sebaliknya. Dengan demikian seseorang harus tunduk kepada apa yang baik bagi masyarakat umum.
Sebagai makhluk Tuhan, manusiapun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk hukum Tuhan atau hukum agama.
Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukun Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapa pun,berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Baik buruk, kebajikan dan ketidakbajikan menimbulkan data kreatifitas bagi seniman. Banyak hasil karya seni yang lahir dari imajinasi kebajikan dan ketidakbajikan.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat bahaya, karena pelakunya orang-orang munafik, yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
Faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang adalah :
1.    Faktor pembawaan (heriditas)
2.    Lingkungan (environment)
3.    Pengalaman

USAHA / PERJUANGAN

Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras  pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan . karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian/ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan /keahlian.


Manusia dan Penderitaan


Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas pnderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bengkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “resiko” hidup. Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan manusia. penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkan. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan “resiko” karena seseorang mau hidup. Sehingga enakatau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.
Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin,bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi  manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh yang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat menderita.
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat terperinci sebagai berikut :
  1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasibburuk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
  1. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Usaha manusia untuk mengatasi penderitaan ini adalah dengan cara sabar, tawakal, dan optimisme. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia
Kisah  Balita Penderita Atresia Bilier
Penderitaan berasal dari kata derita. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan, penderitaan itu dapat lahir atau batin atau lahir batin. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia, penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “resiko” hidup yang Tuhan berikan kepada umatnya. Tidak semua penderitaan buruk bagi seseorang, penderitaan dapat pula menjadi suatu energi positif untuk bangkit menjadi seseorang yang lebih baik.
Contohnya beberapa waktu yang lalu Bilqis Anindya Passa yang lahir pada 20 Agustus 2008 balita ini menderita Atresia Bilier, Atresia Bilier suatu keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, yang jika tidak segera diobati bisa berakibat fatal. Orang tua (Dewi Farida dan Donny Ardianta Passa), keluarga dan orang-orang terdekat Bilqis berusaha mencari dana untuk operasi Bilqis, dana yang dibutuhkan tidak sedikit ditaksir berkisar Rp. 1 milyar. Lalu mereka membantu dengan membuat group di Facebook dan meminta sumbangan dengan nama Koin Cinta Bilqis. Orang tua dan keluarga Bilqis tidak henti-hentinya berdoa dan berusaha untuk kesehatan Bilqis, tapi Allah berkata lain Bilqis Anindya Passa meninggal pada 10 April 2010 pukul 15.15 di Rumah Sakit Karyadi, Semarang Jawa Tengah, akibat gagal napas dalam proses yang harus ia jalani sebelum operasi cangkok hati. Orang tua Bilqis sudah mengikhlaskan kepergian anak tercintanya Bilqis Anindya Passa, karena orang tua Bilqis sudah berusaha semaksimal mungkin agar anaknya dapat hidup layaknya anak-anak seusianya, tapi Allah berkata lain.
Kita dapat menggambil pelajaran yang sangat berharga dari kisah Bilqis. Kita hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, harus berusaha mengatasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa “Allah tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.”
Cara untuk pembebasan dari penderitaan ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dan disertai doa kepada Tuhan yang Maha Esa supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Dan kita harus mengingat bahwa manusia hanya merencanakan dan Tuhan lah yang akan menentukannya.
  1. Pengaruh penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinnya. Sikap yang timbul dapat beupa sikap positif ataupun negatif.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan olehpara seniman kepada pera pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akanmemberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keberadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hamabatan harus disingkirkan.

Referensi :
 http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_wrapper&Itemid=36http://www.detiknews.com/read/2010/01/26/093848/1286049/10/kisah-bilqis-bayi-pengidap-atresia-bilierhttp://nasional.kompas.com/read/2010/04/11/14043116/Pelajaran.Cinta.dari.Bilqis 

Manusia dan Kegelisahan


Pengertian Kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang beraru tidak tenteram hatinya selalu merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hari maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak sabar ataupun dalam kecemasa.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut muknya lain dari bisasanya mialnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukkannya kepadalnya memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya duduk termenung sambil memegang kepalanya duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari keemasan karena itu dalam kehidupn sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan kekhawatiran ataupunk ketakutan definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena hal yang didingainkannya tidak tercapai.

Tiga Macam Kecemasan Yang Menimpa Manusia

Sigmeund freud ahli psikoanalisa berpendapat bawa ada tiga macam kecemasan yang menimpa mansusia yaitu kecemasan kenyataan (objektif) kecemasan neurotic dan kecemasan moril.
                                 ·            Kecemasaan Objektif
Kecematan tentang kenyataaan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorangyang mengancam ntuk mencelakaakaknnya pengalaman bahaya mewarisi kecenderungannya untuk menjadi takut kalau berada dekat benda benda tertentu atau keadaan tertentu di lingkungannya.
Sebagai contoh, jika seorang wanita yang pernah trauma dengan kecoa, maka dia akan cenderung takut jika melihat kecoa. Namun ada orang dengan reaksi membalik. Karena ia mendendam maja ua berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagi pelampiasannya. Misalnya seperti ayng ada di Film Forbidden Party, a.k.a Invitation only.
                                 ·            Kecemasan Nerotis (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah. menurut Sugmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam.
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri atau takut akan id nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seorang yang gelusan , yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat terjadi.
                                 ·            Kecemasaan Moril
Kecemasan moril sidebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam macam emosi antara lain: iri, benci dendam dengki dan marah gelisah cinta dan rasa kurnag percaya diri.
Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang canntik maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan segingga kawan kawannya lebih diniliai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menimbulakan kecemasan moril

Sebab-sebab Orang Gelisah

1)    Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran ( yang telah dilakukan )
2)    Gelisah terhadap hasil kerja ( tidak memenuhi kepuasan spiritual)
3)    Takut akan kehilangan milik ( harta dan jabatan )
4)    Takut menghadapi keadaan masa depan ( yang tidak disukai )

Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
Usaha-usaha yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kegelisahan ini peratama-tama harus mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi. Sedangkan cara yang paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri kepada Tuhan.
Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu dalah dari kata dasar terasing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Penyebab orang berada dalam posisi terasingkan adalah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat atau kekurangan yang ada pada diri seseorang , sehingga ia dapat atau sulit menyesuaikan diridalam masyarakat.

Kesepian

Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian. Karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

Penyebab Kesepian

Menurut Middlebrook (1980), ada dua faktor penyebab dari kesepian, yaitu :
1.    Faktor Psikologis
a.    Existential Loneliness
Kesepian ini disebabkan oleh kenyataan adanya keterbatasan keberadaan manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang-orang lain, sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya dengan orang lain.
b.    Pengalaman traumatis hilangnya orang-orang terdekat
Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan individu secara tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai penyebab kesepian.
c.    Kurangnya dukungan dari orang lain
Kesepian dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai dengan lingkungannya. Mereka yang mengalami kesepian manganggap diri mereka sebagai orang yang diremehkan dan ditolak lingkungannya.
d.    Adanya masalah krisis dalam diri seseorang dan kegagalan.
Bila seseorang merasa harga dirinya terganggu, ia akan menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta menghindar untuk mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
e.    Kurangnya rasa percaya diri
Meskipun individu dapar melakukan hubungan sosial dengan baik, namun ia merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa kesepian, ia hanya dapat berhubungan sosial secara formalitas saja.
f.      Kepribadian yang tidak sesuai dengan lingkungan
Orang-orang yang menjengkelkan, seperti pemarah, terlalu patuh dan tidak mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya, sehingga mereka merasa kesepian.
g.    Ketakutan untuk menanggung resiko sosial
Individu ini takut terlalu dekat dengan orang lain, bercerita banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedekatan sosial sebagai sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.
2.    Faktor Sosiologis
1.    Takut dikenal orang lain
Individu merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.
2.    Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan sosial
Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy, kesuksesan dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh nilai-nilai tersebut.
3.    Kehidupan di rumah
Rutinitas di rumah seperti adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasan lainnya juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian karena kejenuhan.
4.    Perubahan pola-pola dalam keluarga
Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan anggota keluarga lain.
5.    Pindah tempat
Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.
6.    Terlalu besarnya suatu organisasi
Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah perasaan terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.
7.    Desain arsitektur bangunan
Bentuk bangunan yang canggih juga berpengaruh terhadap interaksi sosial. Hal ini mengingat bangunan-bangunan dapat menyebabkan masyarakat menjadi individualistis di mana interaksi sosial menjadi terbatas.
Sadler (dalam Kirana, 2005) menambahkan bahwa kesepian dapat disebabkan karena lima hal, yaitu :
a.    Interpersonal Problems
Hal ini disebabkan karena subjek kehilangan orang-orang terdekatnya atau memutuskan hubungan dengan orang lain (berpisah atau bercerai).
b.    Social Shock
Masalah-masalah sosial seringkali membawa dampak negatif, terutama pada masyarakat perkotaan (urban society) seperti pengangguran.
c.    Culture Shock
Setiap kebutuhan memiliki ciri-ciri khas masing-masing. Ketika individu pindah ke tempat baru maka perbedaan budaya antara tempat asal dan tempat individu sekarang dapat menimbulkan masalah-masalah lain, tidak terkecuali kesepian.
d.     Cosmic Problems
Hal ini berkaitan dengan eksistensial manusia atas apa yang sesungguhnya diinginkan dari kehidupan yang dijalaninya.
e.    Psychological Problems
Masalah-masalah psikologis merupakan sebab potensial yang dapat menimbulkan kesepian, terutama bila individu yang bersangkutan tidak mampu menyelesaikan masalah terus-menerus larut dalam kesedihan.

Ketidakpastian

Ketidakpastian adalah sebutan yang digunakan dengan berbagai cara di sejumlah bidang, termasuk filosofifisikastatistikaekonomikakeuanganasuransipsikologisosiologiteknik, dan ilmu pengetahuan informasi. Ketidakpastian berlaku pada perkiraan masa depan hingga pengukuran fisik yang sudah ada atau yang belum diketahui.
Contohnya, jika Anda tidak tahu apakah besok hujan, maka Anda mengalami ketidakpastian. Bila Anda menerapkan kemungkinan ini pada hasil memungkinkan yang menggunakan perkiraan cuaca atau penilaian kemungkinan terkalibrasi, Anda telah memperkirakan ketidakpastian.

Penyebab Ketidakpastian

penyebab ketidak pastian adalah tidak ada yang sama di dunia ini, dan juga kemampuan manusia yang terbatas untuk memastikan sesuatu hal yang ada, serta kekuasaan tiada batas yang dimiliki Allah SWT, dimana setiap manusia tidak akan mengetahui kehendak-Nya.

Usaha Mengatasi Ketidakpastian

Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakpastian yakni bersiap-siap terlebih dahulu, merencanakan segala sesuatunya dengan matang, dan juga berdo’a agar apa yang diinginkan tercapai.


Referensi :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/faktor-faktor-penyebab-kesepian/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ketidakpastian
http://nothingwrongwithmylongblackhair.wordpress.com/2010/05/24/manusia-dan-kegelisahan/
http://ayundalarassatii.blogspot.com/2011/04/penyebab-rasa-gelisah-dalam-kehidupan.html
http://yankumala.wordpress.com/2011/05/14/manusia-dan-kegelisahan/

Pengangguran di Indonesia



A.  Definisi Pengangguran

Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:

Definisi pengangguran menurut Sadono Sukimo

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.

Definisi pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja

Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu melakukan kerja.

Definisi pengangguran menurut Menakertrans

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.


B.  Jenis dan Macam Pengangguran

B.1.  Berdasarkan jam kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam :
                                    ·            Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
                                         ·            Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
                                              ·            Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

B.2.  Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam :
                                                         ·            Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
                                                         ·            Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
                                                         ·            Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
a.    Akibat permintaan berkurang
b.    Akibat kemajuan dan penggunaan teknologi
c.    Akibat kebijakan pemerintah
                                                         ·            Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
                                                         ·            Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
                                                         ·            Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
                                                         ·            Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
C.  Dampak Pengangguran bagi Perekonomian

Untuk mengetahui damapak pengangguran terhadap perekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengangguran terhadap dua aspek ekonomi, yaitu :

C.1. Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian suatu
       Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengangguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan dibawah ini:
                                                 ·            Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
                                                                   ·             Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
                                                                        ·             Pengangguran tidak menggalangkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menuru sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.

C.2.  Dampak Pengangguran Terhadap Individu yang
        Mengalaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
                                                         ·            Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
                                                         ·            Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
                                                         ·            Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
D.  Upaya untuk Mengatasi Pengangguran

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut.

D.1.  Cara Mengatasi Pengangguran Strultural
           Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
                                            ·                        Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
                                            · Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
                                            · Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
                                            · Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.


D.2.  Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.
                                                         ·            Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
                                                         ·            Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
                                                         ·            Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
                                                         ·            Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektoragraris dan sektor formal lainnya.
                                                         ·            Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunanjembatanjalan rayaPLTUPLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

D.3.  Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.
                                                         ·            Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
                                                         ·            Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

D.4.  Cara Mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.
                                                         ·            Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
                                                         ·            Meningkatkan daya beli masyarakat.


E.  Masalah Pengangguran di Indonesia

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian  karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan pengangguran harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap pengangguran dan keluargannya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” dimana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh banyak orang.
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memperhatinkan ditandai dengan jumlah pengangguran dan setengah pengangguran yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja, sehinga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetapdan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.
Dalam pembanguna Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja. Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakan kebijakan terutama akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan tingkat suku bunga kecil yang mendukung.
Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan  Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.
Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP), mengingat 70 persen penganggur didominasi oleh kaum muda, maka diperlukan penanganan khusus secara terpadu program aksi penciptaan dan perluasan kesempatan kerja khusus bagi kaum muda oleh semua pihak.
Berdasarkan kondisi diatas perlu dilakukan Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) dengan mengerahkan semua unsur-unsur dan potensi di tingkat nasional dan daerah untuk menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program penanggulangan pengangguran. Salah satu tolak ukur kebijakan nasional dan regional haruslah keberhasilan dalam perluasan kesempatan kerja atau penurunan pengangguran dan setengah pengangguran.
Gerakan tersebut dicanangkan dalam satu Deklarasi GNPP yang diadakan di Jakarta 29 Juni 2004. Lima orang tokoh dari pemerintahan provinsi, pemerintah kabupaten/kota, perwakilan pengusaha, perwakilan perguruan tinggi, menandatangani deklarasi tersebut, mereka adalah Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal; Walikota Pangkal Pinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung H. Zulkarnaen Karim; Palgunadi; T. Setyawan,ABAC; pengusaha; DR. J.P. Sitanggang, UPN Veteran Jakarta; Bambang Ismawan, Bina Swadaya, LSM; mereka adalah sebagian kecil dari para tokoh yang memandang masalah ketenagakerjaan di Indonesia harus segera ditanggulangi oleh segenap komponen bangsa.
Menurut para deklarator tersebut, bahwa GNPP ini dimaksudkan untuk membangun kepekaan dan kepedulian seluruh aparatur dari pusat ke daerah, serta masyarakat seluruhnya untuk berupaya mengatasi pengangguran. Dalamdeklarasi itu ditegaskan, bahwa untuk itu, sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi Perluasan Kesempatan Kerja.
Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan GNPP tersebut, menunjukkan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa terhadap masalah ketenagaankerja, utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari bahwa upaya penciptaan kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak pemerintahan baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak, baik pemerintah maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.
Sementara itu dalam Raker dengan Komisi VII DPR-RI 11 Februari 2004 yang lalu, Menakertrans Jacob Nuwa Wea dalam penjelasannya juga berkesempatan memaparkan konsepsi penanggulangan pengangguran di Indonesia, meliputi keadaan pengangguran dan setengah pengangguran; keadaan angkatan kerja; dan keadaan kesempatan kerja; serta sasaran yang akan dicapai. Dalam konteks ini kiranya paparan tersebut masih relevan untuk diinformasikan.
Dalam salah satu bagian paparannya Menteri menyebutkan, bahwa pembukaan UUD 1945 mengamanatkan: “... untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa...”. Selanjutnya secara lebih konkrit pada Pasal 27 Ayat (2) menyatakan bahwa : “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” dan pada Pasal 28 D Ayat (2) menyatakan bahwa : “Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil danlayak dalam hubungan kerja”. Hal ini berarti, bahwa secara konstitusional, pemerintah berkewajiban untuk menyediakan pekerjaan dalam jumlah yang cukup, produktif dan remuneratif. Kedua Pasal UUD 1945 iniperlu menjadi perhatian bahwa upaya-upaya penanganan pengangguran yang telah dilaksanakan selama ini masih belum memenuhi harapan, serta mendorong segera dapat dirumuskan Konsepsi Penanggulangan Pengangguran.
Selanjutnya Menakertrans menyatakan, Depnakertrans dengan mengikut sertakan pihak-pihak terkait sedang menyusun konsepsi penanggulangan pengangguran. Dalam proses penyusunan ini telah dilakukan beberapa kali pembahasan di lingkungan Depnakertrans sendiri, dengan Tripartit secara terbatas (Apindo dan beberapa Serikat Pekerja); dan juga pembahasan dengan beberapa Departemen dan Bappenas. “Memperhatikan kompleksnya permasalahan pengangguran, disadari bahwa penyusenan konsepsi tersebut masih perlu didiskusikan dan dikembangkan lebih lanjut dengan berbagai pihak yang lebihluas, antara lain sangat dibutuhkan masukan dan dukungan sepenuhnya dari Anggota DPR-RI yang terhormat khususnya Komisi VII; masih memerlukan waktu dan dukungan biaya sehingga pada akhirnya dapat dirumuskan suatu Konsepsi Penanggulangan Pengangguran di Indonesia yang didukung oleh seluruh komponen masyarakat”, tutur Menteri Jacob Nuwa Wea.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai pertumbuhan ekonomi 6 persen, yang berlangsung selama enam bulan sejak triwulan IV tahun 2004 hingga triwulan I tahun 2005, sebagai pertumbuhan tidak berkualitas karena tak mampu menekan pengangguran yang malah naik 10,3 persen.
Pertumbuhan ekonomi itu dinilai semu karena kesejahteraan masyarakat tidak semakin membaik. Hal itu tercermin dari munculnya kasus busung lapar di beberapa lokasi.
Direktur Utama Indef M Fadhil hasan mengungkapkan hal tersebut saat mempublikasikan Kajian Tengah Tahun 2005 di Jakarta, Rabu (3/8). “Ini merupakan anomalia dalam perekonomian Indonesia,” ungkap Fadhil menjelaskan.
Menurut dia, pertumbuhan semua itu terjadi karena kontribusi penggerak ekonomi pada periode tersebut lebih disebabkan oleh berlangsungnya penurunan impor sehingga ekspor bersihIndonesia seolah-olah membaik. Pada triwulan I 2005 nilai impor menurun sebesar 0,49 persen dibandingkan dengan impor triwulan IV tahun 2004.
“Selain itu, pertumbuhan ini tidak terjadi pada sektor yang menyerap tenaga kerja dan jumlah besar, seperti pertanian, industri manufaktur, dan sektor bangunan. Indeks Tendensi Bisnis menurun ke level pesimistis dari 113,5 di triwulan IV 2004 menjadi 98,93 pada triwulan I 2005,”kata Fadhil.
Sementara itu, Laporan Pemerintah tentang pelaksanaan APBN Semester I 2005 memperkirakan defisit APBN-P 2005 membengkak menjadi atu persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau Rp 26,2 triliun. Itu berarti Rp 5,85 triliun lebih tinggi dari target APBN-P 2005 sebesar Rp 20,33 triliun atau 0,8 persen terhadap PDB.
Defisit itu terjadi karena selisih antara realisasi keuangan pemerintah Semester I dan pemikiran Semester II 2005. Pemerintah memperkirakan pendapatan negara dan hibah akanmencapai Rp 516,03 triliun atau lima persen lebih tinggi dari target APBN-P 205 senilai Rp 491,59 triliun. Sementara belanja negara diperkirakan Rp 542,2 triliun atau 5,9 persen di atas target yang ditetapkan APBN-P 2005.


Referensi :
http://ml.scribd.com/doc/15891512/Makalah-Masalah-Pengangguran-Ekonomi
http://ml.scribd.com/doc/24670191/Makalah-Pengangguran
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/pengangguran-di-indonesia-2/
http://www.scribd.com/doc/36577052/Masalah-Pengangguran-Di-Indonesia